Wisata kura-kura cikuya belawa cirebon berada di desa belawa,kecamatan lemah abang, sekitar 12 km dari kota cirebon,
          Ketika mengunjungi wisata kura kura cikuya belawa bisa melihat cara perkembangan kura-kura awal dari penetasan,penangkaran ,pelepasan kura-kura dan ada juga terapi ikan.disana ada sejarah wisata kura-kura yaitu batu pasujudan dan sumur pamuruyan.
Asal usul batu pasujudan dan sumur pamuruyan berawal dari seorang yang tidak sempurna dengan muka yang berbeda -beda yang bernama jaka saliwah menurut terminologi jaka memiliki arti ‘laki-laki’dan saliwah berarti’berbeda’ yang dimaksud berbeda yaitu mempunyai 2 muka yang beda sebelah putih dan sebelah hitam.
Ketika lahir jaka saliwah mempunyai wajah yang berbeda,tumbuh kanak-kanak jaka saliwah tergolong remaja pemuda dan menjadi contoh kawan-kawan sebayanya.ia didik dalam lingkungan ilmu agama dan giat bekerja.
Lalu usianya menginjak dewasa,jaka saliwah semakin jauh diri berkumpul dengan kawan-kawannya,jaka saliwah sering diejek oleh kawan-kawan saat berkumpul karena wajahnya berbeda,jaka saliwah menjadi pemurung dan sering menyendiri dirumah untuk menutup rasa malu.
Betapa sedihnya dan pilu orang tua jaka saliwah menerima kenyataan ini, hanya orang tua  jaka hanya berdoa kepada tuhan diberi kesembuhan untuk anaknya sendiri
Kemudian orang tua jaka saliwah mencari orang yang untuk mengobati wajah anaknya,tapi selalu gagal ,orang tua jaka saliwah terus berusaha pada beberapa bulan orang tua jaka saliwah akhirnya menemukan orang sakti ketika mendengar kabar orang lain bahwa di dusun cidayeuh ada seorang sakti yang bernama syaikh datuk putih yang mempunyai banyak santri
    Syaikh datuk putih mengajarkan agama islam dalam kehidupan masyarakat cidayeuh yang mayoritas menganut anismisme penyembah pohon-pohon besar.beliau berusaha memperkenalkan islam kepada masyarakat cidayeuh berbakal keteguhan dan nasehat ,kedua orang tua jaka saliwah akhirnya menemui syaikh datuk putih.orang tua jaka saliwah menceritakan anaknya untuk berusaha menyembuhkan wajah jaka saliwah namun belum memperoleh hasil kemudian syaikh datuk putih memberikan nasehat kepada jaka saliwah untuk tetap sabar,ikhlas,berdoa,dan membaca Al qur’an serta mengerjakan shalat qiyamul lail,rajin berpuasa,berdzikir siang dan malam . Syaikh datuk  putih memberi menanamkan ajaran islam dengan mengucapkan dua syahadat,akhirnya jaka saliwah atas keinginan sendiri dan mengikuti perintah dari syaikh datuk putih ia belajar mengaji disini
Syaikh datuk  perintahkan untuk mengaji duduk di atas batu dekat sumur kecil di pinggiran kolam.Berhari-hari,berminggu-minggu hingga berbulan-bulan jaka saliwah selalu shalat,dzikir,puasa namun belum juga berhasil ketika melihat wajah di sumur terdekat tersebut
Jaka saliwah mulai kesal,putus asa,kecewa dan marah bahwa dirinya belum sembuh wajahnya  lalu  jaka saliwah merobek lembaran lembaran surat Al qur’an langsung buang ke sumur yang terdekat tersebut begitu jaka saliwah khilaf dan mencari sobekan lembaran Al qur’an saat ambil sobekan kertas  jaka saliwah terkejut bahwa sobekan kertas tidak ada menjadi kura-kura kecil dan melihat wajah di sumur itu jaka saliwah terkejut bahwa sembuh dari dua muka tersebut
Jaka saliwah mempercayai mukzijat dan berjanji untuk mengurus kura-kura kecil sebagai titisan dari syaikh datuk putih kemudian jaka saliwah ingin bertemu orang tua dan syaikh datuk putih untuk terima kasih telah terus berusaha menyembuhkan anak nya .jaka saliwah langsung sujud syukur yang telah terkabul
Lalu syaikh datuk putih memberi batu pasujudan dan sumur pamuruyan
Itulah akhir dari riwayat batu pasujudan dan sumur pamuruyan ,sumur pamuruyan berarti bayangan atau wajah  menurut kepercayaan penduduk air sumur itu bisa untuk segera mendapatkan jodoh,bagi siapa saja yang kebetulan agak lambat akan menemukan jodohnya.

0 Komentar